Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Jika Dia
berkehendak akan sesuatu hal, maka dengan mudahnya hal itu akan terjadi
walaupun di mata manusia itu sesuatu yang mustahil. Kita sering diperlihatkan
banyak kisah yang menggambarkan kekuasaan Alah yang tidak terhingga luasnya.
Maka hendaklah darinya kita selalu mengambil pelajaran bagi kehidupan kita agar
senantiasa menambah ketaatan dan kekokohan iman juga rasa syukur atas apapun yang
menjadi takdir Allah untuk kita.
Berikut sebuah kisah inspiratif dari seorang sopir pribadi
bernama Pak Joko, yang memiliki 27 anak asuh. Semoga darinya kita belajar akan
makna yang dalam dari sebuah niat yang tulus, kebersyukuran dan keajaiban.
” Dalam perjalanan pengasuhan anak yatim, Saya pernah
menyerah untuk mengembalikan lima anak diantara beberapa anak asuh pada orang
tuanya, karena mereka benar-benar ‘makan hati’ dan sukar diatur. Baru niat
belum sampai terlaksana, tiba-tiba Allah mengirimkan dan menambah lagi bukan
hanya satu tapi tujuh anak yatim pada saya. Sampai-sampai saya tercenung apa
maksud Allah dengan ini semua? Ternyata ini isyarat jika Allah memang percaya
pada saya untuk dititipi amanah. Karena sesungguhnya setiap anak mempunyai rezekinya
masing-masing…”. Tutur Pa Joko.
Terkadang logika manusia tidak sampai pada hakikat dari
maksud Allah karena kelemahan dan keterbatasan kita, ditambah jika hawa nafsu
menguasai. Kita terbiasa mengambil kesimpulan terlalu cepat. Bagaimana cara
menghitungnya, mau ‘menghilangkan’ beberapa ‘masalah’ malah ditambah lagi,
malah menohok perasaannya, belum lagi satu penuturannya tentang belajar syukur:
“Saat disuatu titik tertentu, persedian beras kami sangat
menipis. Saya mulai kebingungan, bagaimana harus menghidupi anak titipan Allah
ini. Tiba-tiba ada telepon dari salah satu pedagang di sebuah pasar, agar saya
mengambil lima karung beras untuk Anak asuh itu. Dengan bergegas saya menuju
kesana dan alangkah terkejutnya saya ternyata beras yang saya angkut ternyata
berkutu dan berbau apek.
Sesampai di rumah saya mengeluh pada istri saya, ‘Apakah
orang itu niat untuk memberikan beras ini pada anak yatim? kenapa memberi bukan
dengan barang yang baik?’. Lalu, saya minta pada yang membantu dirumah untuk
mencuci dan menjemur beras-beras yang berkutu dan berbau apek itu, sebelum
dikonsumsi. Tapi saya mendapat jawaban mengejutkan darinya.
‘Beras yang mana pak?’ Tanyanya.
Saya tentu bilang yang saya bawa tadi dari pasar. Ternyata,
pembantu saya tadi malah kebingungan. Lalu, ia menunjuk pada beras yang sudah
matang dimasak.
‘Itu tadi beras yang dibawa bapak …’
MasyaAllah, ternyata beras itu bisa ‘berubah’, menjadi beras
pulen, putih, bersih dan wangi! Saya jadi tercenung malu. Kenapa juga masih
mempertanyakan pemberian Allah dalam bentuk apapun kepada saya. Mengapa saya
tidak bersyukur? ini hal kecil yang ‘menampar’ saya. Entah Allah ‘mengubah’
beras buruk tak layak konsumsi itu menjadi beras yang sangat enak, atau tadi
Dia mengaburkan pandangan saya dan menguji rasa syukur saya..”
Pelajaran ini tentu sangat berharga. Bahwa jangan meremehkan segala pemberian Allah. Bahwa teruslah bersyukur atas apapun yang Allah beri. Janganlah kufur dan selalu berkeluh kesah karena kita tidak pernah tahu keajaiban apa yang akan hadir.
0 on: "SUBHANALLAH.. KEAJAIBAN ALLAH ITU SUNGGUH ADA"